Peranan Pemuda Remaja Masjid dalam Menyongsong Jakarta Sebagai Kota Global

Peranan Pemuda Remaja Masjid dalam Menyongsong Jakarta Sebagai Kota Global

Share:


Oleh : Dr. H. Nur Raihan, SH.I MA.

 

A. Sekilas Kehidupan Jakarta

Jakarta, sebagai kota metropolitian yang sekaligus menjadi Ibu Kota negara Indonesia yang tidak lama akan berpindah IKN (Ibu Kota Nusantara). Sejarah perkembangan Kota Jakarta tentunya membutuhkan kontribusi dari semua pihak dalam membangun kota modern yang dilengkapi banyak fasilitas seperti bandara internasional, pelabuhan internasional, jalan raya dan tol, transpostasi darat, gedung-gedung pencakar langit, tempat wisata serta masih banyak lagi. Semua pembangunan fasilitas tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan warganya yang makin hari bertambah banyak jumlah.

Seiring dengan pembangunan fisik di Jakarta juga harus diiringi dengan pembinaan mental anak muda, khususnya remaja atau pemuda masjid. Sebab dalam konteks ini, pemuda masjid memainkan peran penting dalam berbagai aspek kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi.

Masjid, sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial, memberikan ruang bagi pemuda untuk berkontribusi secara signifikan dalam mewujudkan visi global Jakarta yang religius.

Ditengah gemerlap dan hiruk pikuk kehidupan kota Jakarta disatu sisi menawarkan kemajuan yang belum pernah sebelumnya, tetapi juga tersimpan akan ada ancaman kemrosotan moral di kalangan generasi muda, misalnya sex bebas, bahaya narkoba, kriminalitas, tawuran, dan lain sebagainya.

Guna mengantisipasi terjadi kemrosotan moral di tengah kehidupan masyarakat, pemuda masjid dapat memanfaatkan masjid sebagai pusat pendidikan agama sebagai persiapan hidup pada masa yang akan datang sekaligus juga membentengi diri dari pengaruh negatif dampak pembangunan fisik yang terlalu masif. Artinya, kegiatan-kegiatan keagamaan di masjid dapat mengalihkan perhatian para pemuda melakukan perbuatan dosa.

Sebab kemudahan-kemudahan fasilitas yang dapat dinikmati oleh warga Jakarta akan mengubah perilaku masyarakat.

Dalam catatan Sejarah, pemuda memiliki peran besar dalam pembentukan dan perkembangan peradaban manusia. Contohnya, kisah Ashabul Kahfi yang tergolong pengikut Nabi Isa AS dalam Al Qur’an. Mereka adalah anak-anak muda yang menolak kembali agama nenek moyang mereka, menolak menyembah selain Allah SWT. Mereka bermufakat mengasingkan diri dari masyarakat dan berlindung dalam suatu gua, karena jumlah mereka relatif sedikit yakni tujuh orang di antara masyarakat penyembah berhala. Fakta sejarah ini terekam jelas dalam al-Qur’an surat Al-Kahfi ayat 9-26, yang di antaranya :

ا ِ ْ ذ ا َ َ و ى ا ْ ل ِ ف ت ْ ي َ ة ُ ا ِ ل َ ى ا ْ ل َ ك ْ ه ِف ف َ ق َ ا ل ُ ْ و ا َ ر ب َّ ن َ ا ٓ ٰ ا ِ ت ن َ ا ِ م ْ ن ل َّ د ُ ْ ن َ ك َ ر ْ ح َ م ة ً َّ و َ ه ِ ي ْ ئ ل َ ن َا ِم ْن ا َ ْم ِر ن َ ا َر َش د ً ا

Artinya: (Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu berdoa, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu dan mudahkanlah bagi kami petunjuk untuk segala urusan kami. (QS. Kahfi: 10)

B. Realitas Pemuda Islam di Era Global

Secara psikologis seiring dengan pertumbuhan anak menjadi remaja dan pengaruh perkembangan zaman, banyak remaja muslim sekarang yang akhlaq dan perilakunya menyimpang dari ajaran Islam. Di antara mereka banyak yang tidak memikirkan akibat perbuatan yang ditimbulkan, apakah membawa nilai kemashalatan atau madharatnya.

Di era globalisasi ini, disatu sisi kehadiran teknologi yang canggih sangat membantu pekerjaan manusia, tetapi disisi lain ada bahaya dari teknologi yang dapat menjerumuskan generasi muda ke dalam jurang kehinaan. Disinilah perlunya para pemuda dan remaja harus waspada setiap kali melakukan perbuatan atau tindakan.

Kehadiran internet di era global memang harus diakui sangat membantu orang untuk berkomunikasi dengan berbagai model dan bentuknya. Hampir dipastikan semua informasi apa saja tersedia di internet, dari mulai masalah sehari-hari sampai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Jika seorang remaja tidak dibekali pengetahuan agama, maka dengan mudah akan mengakses informasi yang bertentangan dengan ajaran agama seperti pornografi. Bahkan diantara mereka ada yang kecanduan narkoba.

Berangkat dari rasa rasa ingin tahu yang berlebihan terhadap suatu hal yang baru, seorang remaja mulai mengenal lawan jenis, menjalin hubungan yang lebih dalam lagi yaitu pacaran dan terjebak pada hubungan sex bebas.

Karena apabila kita amati, di media sosial banyak remaja mem-posting foto-foto yang menampakkan auratnya sehingga mencuri pandangan dari lawan jenis. Hal tersebut banyak menimbulkan kerugian terhadap mental remaja. Banyak dari remaja yang ingin meniru hal tersebut atau bahkan yang dulunya berhijab sekarang memaparkan auratnya demi mengikuti trend remaja sekarang.

C. Faktor Pemuda dan Remaja Terjerumus pada Perbuatan Dosa

Ada beberapa factor remaja dan pemuda terjebak pada perbuatan yang dilarang oleh agama, di antaranya, kurangnya perhatian atau pengawasan orang tua. Keluarga yang kurang teratur sehingga tidak memperdulikan anak-anakya. Pergaulan bebas karena kurang kasih sayang orangtua. Kurangnya pengetahuan agama.

Dampak lain dari faktor tersebut diantaranya sikap remaja yang mulai tidak peduli dengan hal sekecil apapun dan tidak sopan terhadap hal-hal sepele contohnya tidak memberi salam atau kurang hormat terhadap orangtua, guru ataupun orang lain. Oleh karena itu perlu adanya dakwah yang dilakukan oleh remaja dan pemuda masjid kepada mereka dengan pendekatan personal dan persuasive.

Banyak kasus terjadi yang sering kali diungkapkan bahwa penyebab utama kerusakan moral para remaja adalah masalah-masalah pengangguran, pergaulan bebas, kerapuhan kepribadian, dan mental yang tak mampu memikul tanggung jawab. Ada yang menyebutkan pula tidak ada kontrol dari pihak orang tua. Pengangguran disebabkan oleh minimnya skil dan tidak memiliki wawasan berwirausaha yang menjadikan mereka tidak berusaha.

Akibat dari semua ini mengakibatkan sering terjadi pertikaian, keributan, keonaran, dan pelanggaran-pelangaran di berbagai tempat. Di kantor, di sekolah, di jalan, di gang-gang, para remaja tersebut sering bikin keributan.

D. Peran Pemuda Masjid

Artikel ini akan membahas bagaimana peran remaja dan pemuda masjid dapat membantu Jakarta menyongsong masa depan sebagai kota global. Pemuda masjid memiliki peran yang sangat penting dalam transformasi kota menjadi kota global. Melalui pendidikan, kegiatan sosial, dan dialog antarbudaya, pemuda masjid dapat berkontribusi secara signifikan.

1. Pendidikan dan Pengembangan Diri

Pemuda masjid dapat memanfaatkan masjid sebagai pusat pendidikan, baik formal maupun informal. Kegiatan seperti kelas bahasa, teknologi, dan keterampilan lainnya dapat meningkatkan kapasitas pemuda dalam menghadapi tantangan global.

Salah satu momen penting dalam bagi umat Islam adalah Bulan Ramadhan, dimana Umat Islam diwajibkan berpuasa selama 1 bulan. Selain umat Islam menjalankan ibadah puasa juga banyak menggelar kegiatan-kegiatan keagamaan seperti yang dilakukan Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKRPMI) dengan menggelar Pesantren Ramadhan.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT yang disertai dengan pembinaan akhlak al karimah (akhlaq mulia) di kalangan remaja, mahasiswa dan pemuda.

Poin penting lain dari kegiatan ini adalah mendidik umat Islam khususnya para remaja dan pemuda dalam memandang kehidupan dari ukuran kebendaan atau duniawi saja, tetapi ukuran kebesaran manusia dapat dilihat dari kekuatan rohani dan spiritualitasnya. Demikian halnya jumlah besar bukan menunjukan gambaran suatu kemajuan suatu bangsa. Jadi, ukuran kemajuan peradaban manusia terletak pada komitmen terhadap ajaran- ajaran Islam yang bersumber pada Al Qur’an dan Hadits.

Oleh karena itu, ditangan remaja dan pemuda mampu mengangkat harkat dan martabat umat Islam yang dilandasi keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT sebagai umat terbaik (khaira ummah).

2. Kegiatan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat.

Masjid sering kali menjadi pusat kegiatan sosial yang melibatkan pemuda dalam berbagai program kemanusiaan. Pemuda masjid dapat mengorganisir bakti sosial, bantuan bencana, dan program pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup warga Jakarta. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya memperkuat solidaritas sosial tetapi juga membantu membangun citra Jakarta sebagai kota yang peduli dan inklusif di mata dunia.

3. Teladan dalam Toleransi dan Kerukunan Antaragama

Jakarta sebagai kota global harus mampu memberikan contoh toleransi dan kerukunan antaragama. Pemuda masjid dapat menjadi agen perubahan dengan memfasilitasi dialog antaragama dan antarbudaya. Melalui kegiatan-kegiatan ini, pemuda masjid dapat membangun pemahaman dan penghargaan terhadap keberagaman yang ada di Jakarta. Ini akan membantu menciptakan lingkungan yang harmonis dan kondusif bagi perkembangan kota global.

4. Pemanfaatan Teknologi dan Inovasi

Di era digital, pemuda masjid harus melek teknologi untuk dapat berkontribusi secara efektif. Pelatihan teknologi dan inovasi dapat diadakan di masjid untuk mengajarkan pemuda tentang pentingnya teknologi dalam kehidupan sehari-hari dan dalam pembangunan kota. Dengan pemahaman yang baik tentang teknologi, pemuda masjid dapat menciptakan solusi inovatif untuk tantangan yang dihadapi Jakarta dan meningkatkan daya saing kota di tingkat global.

E. Tantangan Pemuda dan Remaja Masjid

Pemuda masjid menghadapi berbagai tantangan seperti stigma negatif,

keterbatasan sumber daya, dan kurangnya akses terhadap pendidikan berkualitas. Seringkali keterbatasan sumber daya, baik finansial maupun material, menjadi hambatan dalam pelaksanaan dalam mengembangkan potensi yang dimiliki remaja dan pemuda masjid. Belum lagi persaingan dunia kerja makin ketat yang menyebabkan kesulitan dalam mencari pekerjaan.

F. Strategi Pemuda Masjid dalam Menyongsong Kota Global

Dalam menghadapi berbagai tantangan yang memerlukan strategi dan kolaborasi yang efektif. Dengan penguatan kapasitas, kerjasama, dan promosi nilai-nilai universal, pemuda masjid dapat menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif bagi kota dan masyarakatnya. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan sektor swasta serta donator yang peduli terhadap program masjid. Untuk mengatasi ini, diperlukan strategi yang efektif seperti:

Kerjasama dengan Pemerintah dan Swasta: Membangun kemitraan dengan pemerintah, sektor swasta, dan organisasi non-pemerintah untuk mendukung program-program pemuda masjid. Salah satunya dengan LPPTKA Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKRPMI), yaitu sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) mitra pemerintah yang bernaung dibawah DMI (Dewan Masjid Indonesia), sementara itu LPPTKA adalah lembaga khusus dari salah satu otonomnya (organisasi otonom) yaitu BKPRMI yang mengambil peran sebagai pelayanan di bidang pendidikan dan pengajaran Al Qur’an dengan specialis anak-anak.

Menyelenggarakan Pendidikan Agama bagi Anak: Salah satu tugasnya adalah mengkoordinasi upaya pembinaan pengembangan TK/TP Al Qur’an serta pasca TP Al Qur’an (TPA) lanjutan atau TQA (Ta’limul Al Qur’an Lil Aulad). Adapun visi TK/TP Al Qur’an adalah menyiapkan generasi Qur’ani Menyongsong Masa Depan Gemilang. Sebagaimana yang kita tahu, generasi Qur’ani adalah generai yang beriman dan bertaqwa yang menjadikan Al Qur’an sebagai bacaan utama serta peodman hidupnya, berkhlakul karimah, cerdas, terampil, sehat, punya rasa tanggungjawab moral dan social demi masa depan yang gemilang. Sedangkan misi TK/TP Al Qur’an membawa misi pendidikan dan dakwah Islamiyah.

Kemudian kegiatan tersebut diposting melalui media sosial dan kegiatan- kegiatan publik sehingga masyarakat tergugah akan mengikuti kebaikan- kebaikan tersebut.

Penguatan Kapasitas: Menyediakan pelatihan dan workshop untuk meningkatkan keterampilan dan kapasitas pemuda dengan menyelenggarakan pelatihan dan workshop yang berfokus pada peningkatan keterampilan pemuda, seperti kepemimpinan, kajian fiqh mu’amlah, dan pelatihan kepengurusan masjid serta pelatihan mubaligh.

Penyebaran nilai-nilai universal: Islam adalah agama untuk semua manusia sehingga nilai-nilai universal seperti toleransi, kedamaian, dan keadilan harus disebarkan seluas-luasnya melalui kegiatan-kegiatan yang diadakan di masjid. Ini akan membantu dalam membentuk citra positif Islam sebagai agama yang rahmatal lil ‘alamin kota di tingkat global.

Menggagas Wakaf Produktif: Sebagaimana telah dikemukakan diawal remaja dan pemuda memiliki peran yang penting dalam melakukan perubahan dalam kehidupan masyarakat. Salah satu yang bisa dilakukan remaja dan pemuda menjadi pelopor gerakan wakaf produktif. Karena selama ini banyak uang kas di masjid yang jumlahnya puluhan juta hanya menumpuk di kas bendahara saja dan tidak terdistribusikan kepada orang-orang yang membutuhkan sehingga orang-orang disekitar masjid enggan melakukan shalat jamaah atau mengikuti kegiatan keagamaan lainnya.

Jika hal ini menjadi kesadaran para takmir masjid, maka bukan mustahil masjid menjadi pusat kegiatan umat. Karena kehadiran masjid tidak sekedar tempat ibadah, lebih dari itu menjadi problem solving atau memecahkan persoalan-persoalan umat. Inilah aplikasi sekaligus implementasi Al Qur’an sebagai penyembuh bagi hati manusia.