Kehadiran Fahri Bachmid Mengembalikan Khittah Partai Bulan Bintang

Kehadiran Fahri Bachmid Mengembalikan Khittah Partai Bulan Bintang

Share:

Oleh: Yessi Yuga Puspita Sekertaris Jenderal Muslimat Bulan Bintang

 

PARTAI Bulan Bintang (PBB) ibarat sebuah kapal besar. Di kapal tersebut terdapat banyak orang dengan latar belakang, cara pandang yang berbeda, tetapi sekaligus punya tujuan yang sama mewujudkan perjuangan pada ajaran-ajaran Islam yang universal dan bersifat rahmatan lil aalamiin.

Dengan latar belakang tersebut, wajar sepertinya jika kondisi PBB jauh lebih dinamis dan sering digoda oleh kepentingan politik praktis. Para petualang politik melihat kader dan simpatisan PBB sebagai kelemahan elektoral yang sangat potensial. PBB dan elite Partai kemudian sering dipolitisasi dan masuk dalam dinamika tarik menarik

kekuasaan.

Padahal, seperti yang telah disinggung diatas, sejatinya PBB mewakili berbagai macam latar belakang, bukan hanya etnis, tetapi juga latar belakang politik. Kecenderungan elite Partai yang berpihak ke suatu kelompok politik, tentunya berpotensi mencederai keberagaman di

tubuh PBB. Meskipun, harus diakui politik itu ibarat dua sisi mata uang.

Sejarah politik PBB telah begitu mengakar dan berlangsung selama 26 tahun. Pertama, pada Pemilu 1999, Partai Bulan Bintang mampu meraih 2.050.000 suara atau sekitar 2 persen dan meraih 13 kursi DPR RI.

Kedua, pada Pemilu 2004, Partai Bulan Bintang meraih suara sebesar 2.970.487 pemilih (2,62 persen) dan mendapatkan 11 kursi di DPR RI. Lalu, Pemilu 2009, PBB memperoleh suara sekitar 1,8 juta yang setara dengan 1,7 persen dan dengan sistem parliamentary threshold 2,5 persen, sehingga berakibat hilangnya wakil PBB di DPR RI. Namun, PBB masih memiliki sekitar 400 anggota DPRD baik di tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.

Selanjutnya, Pemilu 2014, PBB memperoleh suara sekitar 1,8 juta yang setara dengan 1,5 persen sama seperti Pemilu 2009, karena sistem parliamentary threshold2,5 persen, sehingga PBB tak bisa menempatkan wakilnya di DPR RI.

Pemilu 2019, Partai Bulan Bintang juga tidak berhasil lolos ke DPR RI karena suara yang diraih sebanyak 1 juta suara pemilih. Sementara pada Pemilu 2024, Partai Bulan Bintang juga tidak berhasil lolos ke DPR RI karena suara yang diraih sebanyak 484.486 suara pemilih.

Belajar dari keempat kali kegagalan beruntun di Pemilu 2009, 2014, 2019, dan 2024, kehadiran Fahri Bachmid dapat menciptakan perubahan besar dalam politik ke depan, dan bertekad kembali berhasil mengantarkan kadernya kembali ke Senayan.

Selain itu Fahri Bachmid harus belajar dari pemimpin Partai Bulan Bintang, Seperti Yusril Ihza Mahendra, M.S. Kaban dan tokoh-tokoh Masyumi lainnya. Mengingat Muhammad Natsir yang secara kepribadian, banyak berjasa untuk perkembangan dakwah Islam dan

dikenal sebagai pribadi yang berbicara penuh sopan santun, rendah hati dan bersuara lembut meskipun terhadap lawan-lawan politiknya.

Kembali ke khittah artinya kembali kepada tujuan Partai Bulan Bintang terwujudnya kehidupan masyarakat Indonesia yang Islami. Tegakkan Keadilan & Kepastian Hukum. Bela Umat, Bela Ulama, Bela Islam, Bela Rakyat, Bela NKRI. Serta Membangun masyarakat dan bangsa Indonesia yang beriman, bertaqwa, maju, cerdas, mandiri, berkepribadian tinggi, berkeadilan, berkemakmuran, kehidupan demokratis berdasarkan kerakyatan yang di pimpin oleh hikmah kebijaksanaan permusyawaratan perwakilan dan turut menciptakan perdamaian dunia berdasarkan nilai-nilai Islam.

Semoga kepemimpinan Fahri Bachmid dapat membangun kebersamaan bersama para kader dan legislator sebaik mungkin. Ini bertujuan untuk menjemput kembali kepercayaan masyarat. Mengutip Hadist Riwayat Ahmad: “Khoirunnas anfauhum linnas”. Artinya, sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang dapat

memberikan manfaat kepada manusia lainnya.