JAKARTA – Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra mengungkapkan, meskipun zaman akan terus berubah dengan cepat, namun tetap penting bagi Indonesia untuk memegang teguh dan menghormati nilai-nilai keagamaan dan kemanusiaan yang telah lama menjadi bagian dari identitas dan budaya Indonesia.
Menurutnya, nilai-nilai keagamaan dan kemanusiaan adalah nilai-nilai abadi dan universal. Indonesia adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Jika digabung penduduk negara-negara Arab, maka jumlah mereka lebih sedikit dibanding dengan jumlah Muslim di Indonesia.
“Oleh karena itu, nilai keagamaan dan kemanusiaan yang diajarkan Islam mempunyai pengaruh yang sangat mendalam bagi kebudayaan, bahasa, cara berpikir, dan sikap hidup masyarakat Indonesia,” tulis Yusril di postingan Instagram pribadinya, Rabu (1/11/2023).
Yusril menegaskan, Indonesia harus bergerak menjadi negara maju. Nilai Islam mengajarkan agar manusia berkompetisi menuju kebaikan dan mencapai kemajuan. Ajaran agama tentu tidak bicara masalah akhirat saja. Manusia disuruh untuk mencapai kebahagiaan hidup di atas dunia dan di akhirat nanti.
Partai Bulan Bintang (PBB) adalah partai Islam dan sekaligus partai Kebangsaan Indonesia. PBB adalah partai Islam modernis, yang meyakini Islam adalah “rahmatan lil ‘alamin” atau rahmat bagi sekalian alam. Sehingga yang dikedepankan PBB adalah nilai-nilai dan etik yang diajarkan Islam, yang selanjutnya mendukung berdirinya sebuah negara modern yang berdiri di atas fondasi etik dan demokrasi.
PBB menerima Pancasila sebagai landasan falsafah bernegara. PBB melihat Pancasila sebagai transformasi dari asas-asas ajaran Islam ke dalam sebuah bangsa dan negara yang bersifat majemuk.
“Generasi muda kita walaupun hidup di era globalisasi, mereka tetap berpegang teguh pada agamanya. Keyakinan agama itu akan mendorong generasi muda meraih kemajuan. Keyakinan agama itu juga akan menjadi benteng spiritual generasi muda menghadapi segala macam tantangan,” jelas Yusril.
PBB bercita-cita menjadikan Indonesia sebagai negara maju pada 2045. Namun di tengah kemajuan itu, tetaplah bangsa Indonesia menjadi bangsa yang religius yang menjunjung tinggi nilai-nilai dan etika agamanya. PBB tidak ingin Indonesia menjadi negara maju, tetapi bangsanya mengalami krisis mental dan spiritual seperti terjadi pada negara-negara barat sekarang.